v DEFINISI
BERPIKIR INDUKTIF DAN JENIS’’NYA
Ø DEFINISI BERPIKIR INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut induksi.
Penalaran
induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat.
Generalisasi adalah proses penalaran yang megandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama. Hubungan sebab akibat / kausal adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang memiliki pola hubungan sebab akibat.
Contoh
penalaran induktif adalah Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Kesimpulan : semua hewan
yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Ø CARA BERPIKIR INDUKTIF DAN JENIS – JENISNYA
Penalaran
Induktif :
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
Induksi kuat dan induksi lemah :
1.
Induksi Kuat. Contoh : Semua burung gagak yang kulihat berwarna
hitam.
2.
Induksi Lemah. Contoh : Aku selalu
menggantung gambar dengan paku & Banyak denda mengebut diberikan pada
remaja.
Contoh argumen induktif:
- Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
- Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
- Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
- Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
- Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
1. Analogi
Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki
karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan
penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
1)
Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.
2)
Analogi dilakukan untuk menyingkap suatu kekeliruan.
3)
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
Contoh
: Ronaldo adalah pesepak bola. Ronaldo berbakat bermain bola. Ronaldo adalah
pemain real madrid.
2. Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai
sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Benar atau
tidak benarnya rumusan kesimpulan secara generalisasi, itu dapat dilihat dari
hal-hal berikut.:
1. Data itu harus memadai jumlahnya.
Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus mewakili keseluruhan.
Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan
karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain. Dibagi menjadi dua yaitu :
A.
Generalisasi
Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Fakta yang
diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, baja memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
- Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
B.
Generalisasi
Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
Fakta yang
digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia
yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
3.
Sebab – Akibat / Kausal
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang memiliki pola
hubungan sebab akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
A.
Sebab
- akibat
Contoh :
Sejumlah
pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang
mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena
sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah
ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi.
B.
Akibat
-sebab
Contoh :
Andi
mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat
rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena
belajar yang sangat tekun setiap harinya.
C.
Akibat
– akibat
Contoh :
Kemarin
Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari
kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
Sumber
:
http://www.academia.edu/6660140/Penalaran