Selasa, 31 Maret 2015

DEFINISI BERPIKIR INDUKTIF DAN JENIS''NYA

v  DEFINISI BERPIKIR INDUKTIF DAN JENIS’’NYA

Ø  DEFINISI BERPIKIR INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses penalaran yang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Hubungan sebab akibat / kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang memiliki pola hubungan sebab akibat.
Contoh penalaran induktif adalah Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Ø  CARA BERPIKIR INDUKTIF DAN JENIS – JENISNYA
Penalaran Induktif : 
  •  Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
  •  Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Induksi kuat dan induksi lemah : 
1.      Induksi Kuat. Contoh :  Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
2.      Induksi Lemah. Contoh :  Aku selalu menggantung gambar dengan paku & Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Contoh argumen induktif:
  •           Premis 1          : Kuda Sumba punya sebuah jantung
  •           Premis 2          : Kuda Australia punya sebuah jantung
  •           Premis 3          : Kuda Amerika punya sebuah jantung
  •           Premis 4          : Kuda Inggris punya sebuah jantung
  •           Konklusi          : Setiap kuda punya sebuah jantung
1.  Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
1)      Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.
2)      Analogi dilakukan untuk menyingkap suatu kekeliruan.
3)      Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
Contoh : Ronaldo adalah pesepak bola. Ronaldo berbakat bermain bola. Ronaldo adalah pemain real madrid.
2.    Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Benar atau tidak benarnya rumusan kesimpulan secara generalisasi, itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.:

1.      Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh.
2.      Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang  benar.
3.      Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Dibagi menjadi dua yaitu :
A.    Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif 
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
  •   Sensus Penduduk.
  •  Jika dipanaskan, besi memuai.
  •  Jika dipanaskan, baja memuai. 
  •  Jika dipanaskan, tembaga memuai.
  • Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
B.     Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
3.  Sebab – Akibat / Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
A.    Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi.
B.  Akibat -sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
C.  Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.

Sumber :
http://www.academia.edu/6660140/Penalaran