PEMBELIAN
1.
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Evaluasi alternatif merupakan suatu proses
dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen.
A.
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam
proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam
memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini,
mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk
dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai
dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut
tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria
alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil
seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan,
harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti
gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang
umum adalah:
1.
Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung
akan memiliha harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya.
Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga
merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.
Nama
Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian
obat. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.
Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk, kepercayaan pada merek
lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam
pembelian.
3.
Negara
asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan
penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari
Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak
produk yang handal tak teragukan.
4.
Saliensi
kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi
kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang
berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa
harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut
yang mencocok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut
sebagai atribut determinan.
B.
Menentukan Alternatif Pilihan
Sejumlah besar penelitian dan strategi
pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang
terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki
kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya,
dan akan memilih atas dasar ini.
a.
Pilihan
afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang
mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari
perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif
Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua.
memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah
pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa.
Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek
memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif yang dihasilkan.
Atribut berbasis versus atribut proses pilihan
Dua proses pertimbangan yang mungkin digunakan untuk
membeli kamera digital:
Proses 1:
Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur apa yang
paling disukai, konsumen kemudian pergi
ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling
penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran
penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan kesan
umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia memilih
SportZoom Olympus.
Proses 2:
konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja
dengan baik dan tampak "baik",orang tuanya memiliki Easyshare Kodak
yang juga bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm
Finepix tidak diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia
melihat bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan
untuk membeli SportZoom Olympus.
C.
Menaksir Alternatif Pilihan
a.
Akurasi
penilaian individu
penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak
memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut
merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa
beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat
perbandingan merek akurat sulit.
b.
Penggunaan
Indikator pengganti
Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat
ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi
sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan
ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
c.
Pentingnya
relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu
dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi,
konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
d.
Kriteria
evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran
Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang
menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur
ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan
produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu
untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan
indikator pengganti. Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan
khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi
seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana
perusahaan merek ini sangat kuat.
D.
Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat
mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata
penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima,
sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu "terbaik"
alternatif.
a.
Kata
penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja
minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang
pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.Karena
individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata
penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan
informasi untuk beberapa tingkat dikelola
b.
Disjungtif
Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum
kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi).
Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar,
sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada
setidaknya salah satu kriteria kunci.
c.
Eliminasi
oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan,
sangat penting untuk memenuhi atau melampaui
satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari
kriteria yang digunakan dari kompetisi.
d.
Leksikografis
Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan
eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis
mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek
mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
e.
Kompensasi
Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang
tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang
relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada
pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan
daripada atribut lainnya.
2.
PEMBELIAN
Pembelian adalah proses penemuan sumber dan
pemesanan bahan, jasa dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut
pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah
mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.
A. Proses Keputusan Pembelian
Proses pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat
dipicu oleh stimulus internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan
lapar, haus, dsb. Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari
cara mengatasi kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut.
Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh
iklan. Iklan yang menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang
menyadari kebutuhannya.
a. Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika
motivasinya kuat dan produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang
terjangkau, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya
dapat mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi sebatas yang
berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah pencarian yang dilakukan
akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi, jumlah informasi awal
yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak informasi dan
kepuasan yang didapat dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh informasi dari
berbagai sumber yang meliputi:
·
Individu: keluarga, kawan,
tetangga, kerabat.
·
Komersial : iklan,
wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
·
Umum: media massa, lembaga konsumen
·
Pengalaman: penggunaan
produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh hubungan sumber-sumber
informasi tersebut terhadap pembeli bervariasi.pada umunya, porsi informasi
terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber komersial yang
dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada pembelian jasa, sumber
individu merupakan sumber yang paling efektif.
b.
Alternative Evaluation (Evaluasi
Alternatif)
Cara konsumen memproses informasi
untuk sampai pada pemilihan merk disebut evaluasi alternative. Ada beberapa
konsep dasar proses evaluai konsumen:
·
Setiap konsumen berusaha untuk
memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat
diperolehdengan membeli produk atau jasa.
·
Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan
pada setiap keunggulan sifat produk.
·
Konsumen berkemungkinan untuk
mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merk dengan merinci setiap
keunggulannya. Pengembangan
kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
c.
Purchase Decision (Keputusan untuk
Membeli )
Pada tahap evaluasi konsumen
menyusun peringkat merk dan membentuk tujuan pembelian. Biasanya keputusan
pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk yang paling diminati. Ada
dua factor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan keputusan untuk
membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain terhadap pilihan
konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga. Konsumen
enetapkan tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti pendapatan
keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh. Jika ada
situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan kerja, akan dapat
mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian.
d.
Post Purchase Behavior ( Sikap
setelah pembelian)
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat
memperoleh kepuasan atau sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli.
Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen
terhadap produsen atau penjual.faktor penyebab kepuasan atau kekecewaan di pihak
konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk yang
didapatkannya.
B. Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi
pemasaran) yaitu :
Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan
kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu.
Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya
konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak
mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan,
keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada
barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada
rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen
melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen
melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
Lalu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembelian
tidak direncanakan ?
Pertama adalah lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen
tentang toko, supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas: mencakup
pilihan lokasi , tata letak (layout) rak pajangan (rack display), tata ruang,
warna interior, pengaturan udara, musik (suara) dan layout produk. Pemilihan
lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke
toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah
konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang “nylempit”, atau
mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau tidak ada akses
kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan panas, tentu saja
menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi. Kemudian pemilihan
warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah warna yang sesuai
dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus merangsang pembelian.
Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pilihan suara atau
musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana
toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk waktu-waktu tertentu
juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan musik yang
lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat dan
seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang pembelian.
Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik)
adalah pengaturan (tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah
rak-rak display Anda sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan
merasa nyaman berjalan di lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan
barang-barang yang dipajang di rak. Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan
diatur sedemikian sehingga konsumen mudah untuk mencarinya, dan bila perlu,
beri informasi-informasi yang lebih memudahkan konsumen seperti petunjuk letak
barang. Sebisa mungkin hindari penempatan barang ditengah-tengah lorong yang
memberi kesan semrawut. Ingat, kecuali membeli barang, konsumen juga sedang
membeli kenyamanan lho.
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen
tentang toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling krusial. Mengapa ?
Karena dengan mempersiapkan lingkungan fisik toko/supermarket Anda sebaik
mungkin, maka bukan hanya pembelian yang tidak direncanakan yang dapat Anda
jaring, tetapi bahkan konsumen yang sudah merencanakan membeli produk
tertentupun dengan senang hati akan berbelanja di toko/supermarket Anda.
Faktor kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan
waktu juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan
pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan
mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia juga akan
menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut pula
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu,
sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan saja.
Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan
pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat
memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan
dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya
rangsangan-rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar
sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan
seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang
yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick,
promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.
Belanja merupakan kegiatan yang menyenangkan
bagi sebagian orang, karena belanja bukan saja aktivitas jual beli saja, namun
juga merupakan salah satu kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa ini.
Konsumen mempunyai berbagai motivasi atau
alasan berbelanja, selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga memandang
berbelanja sebagai kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau lebih
aktivitas seperti yang diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa
berbelanja merupakan aktivitas menikmati lingkungan toko, menelusuri dan
mengamati penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta
membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana
ternyata melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan dimana
kegiatan belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk memahami
perilaku berbelanja konsumen ini.
C. Memilih sumber-sumber pembelian
Sumber-Sumber Pembelian Intern :
1.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk
mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis
tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan
kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari
keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga
diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert
Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul
kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
2.
Belajar
Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh
kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh
seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang
baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat
yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
3.
Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi
ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang
juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang
dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan
produk.
Sumber-sumber Pembelian ekstern
1.
Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang
paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah
sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak
dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen
seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa
kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah
terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
2.
Kelompok
Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat
dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh
langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh
dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling
penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam
membeli barang sehari-hari.
Peran : meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status
pamakainya.
3.
Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung
pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap
kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan
kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam
kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari
orang tua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
Ø Contoh Kasus : Contoh pembelian
sepatu olahraga merk new balance atau beras ramos . Dalam setiap kasus disini
pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu olahraga karena keterlibatan
kepentingan dalam olahraga, sedangkan beras untuk kebutuhan utama yaitu pangan, Loyalitas
merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi
dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen
memutuskan membeli merek yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar